Sebagai Solusi

Dengan keberadaan FSKSS diharapkan dapat menjadi solusi pembangunan Sukabumi dalam sektor kesehatan, termasuk dalam hal kajian dan rekomendasi terbaik demi Sukabumi secara umum

Pantai Pelabuhan Ratu

pentingnya kontribusi semua pihak dalam menjaga dan melestarikan pantai, selain sebagai objek wisata, juga meminimalisir dampak kerusakan lingkungan.

Rapat plan and simulation

FSKSS mengadakan rapat internal terkait rencana dan simulasi persiapan penilaian Sukabumi Sehat

Kawasan Situgunung Kab.Sukabumi

Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat.

RSUD Sekarwangi Kab.Sukabumi

Sampai pada tahun 2002 rumah sakit umum sekarwangi berubah menjadi rumah sakit umum daerah sekarwangi kabupaten sukabumi berdasarkan peraturan bupati no. 6 tahun 1999 tanggal 22 April Tahun 2002 dengan akreditasi 5 pelayanan dasar penuh oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen kesehatan Sertifikasi No. YM.00.03.2.2.489.

Selasa, 04 Agustus 2015

Mengapa Genggaman Tangan Bisa Prediksi Tingkat Kesehatan?

KOMPAS.com - Kesehatan kita di masa depan, bahkan risiko kematian, bisa diprediksi melalui tes sederhana tanpa menggunakan alat canggih, yakni kekuatan genggaman tangan.

Sebelumnya dokter merujuk pada pengukuran indeks massa tubuh (IMT) untuk mengetahui masa depan kesehatan seseorang. Orang yang nilai IMT-nya lebih dari 23 dianggap memiliki berat badan berlebih (pra-obesitas) dan orang yang IMT-nya lebih dari 25 dianggap obesitas sehingga perlu menurunkan berat badannya.

IMT tersebut bukan hanya menjadi indikator apakah seseorang bertubuh gemuk, normal, atau kurang, tapi bisa menjadi alarm apakah ada kemungkinan kita terkena penyakit diabetes, jantung, stroke, dan sebagainya.

Masalahnya, IMT tidak bisa membedakan apakah yang membuat berat badan seseorang itu lemak atau otot. Biasanya, orang yang melakukan olahraga beban atau bodybuilder tidak bisa diukur dengan IMT karena mereka sudah pasti masuk dalam kategori obesitas. Padahal, di tubuhnya hampir tidak ada lemak.

Skenario paling buruknya, orang yang memiliki prosentasi lemak tinggi tapi massa otot rendah dimasukkan dalam kategori "sehat" atau "normal".

Karena itu IMT sudah tidak lagi menjadi acuan para ahli untuk mengukur risiko kesehatan seseorang. Kini diperkenalkan tes sederhana berupa kekuatan genggaman tangan.

"Kekuatan genggaman tangan mencerminkan kekokohan. Ini bisa menjadi indikator kesehatan secara umum," kata Mark Peterson, profesor kedokteran olahraga.

Tes genggaman tangan juga mudah dilakukan dan murah. Instrumen yang dinamakan handgrip dynamometer tersebut dijual dengan harga sekitar 350 dollar AS.

Cara penggunaannya mudah, pasien menggenggam alat tersebut beberapa kali dengan masing-masing tangan kemudian dokter mencatat skor tertingginya.

Para peneliti telah mempelajari kaitan antara kekuatan, kesehatan, dan usia seseorang. Kekuatan genggaman tangan pada awalnya dipakai untuk mengukur keringkihan orang lanjut usia di panti jompo yang bertujuan melihat lansia yang kurang gizi.  Yang paling kuat diasumsikan yang gizinya paling baik.

Tes tersebut juga berguna untuk memprediksi pasien yang akan menjalani operasi, mana yang kira-kira proses pemulihannya paling lama dan beresiko komplikasi. Terkadang, dokter mengaitkan genggaman yang lemah dengan peningkatan risiko kematian.

Hasil penelitian terbaru yang dilakukan Peterson belum lama ini menunjukkan, anak kelas 6 yang memiliki kekuatan genggaman tangan paling kuat cenderung lebih rendah risikonya terkena penyakit sindrom metabolik.

Studi lainnya yang dilakukan Peterson dilakukan dengan mengumpulkan data tes kekuatan genggaman pada lebih dari 7000 orang Amerika berusia 6-80 tahun. Lalu mereka menyusun peningkatan dan penurunan kekuatan berdasar kelompok usia.

Puncak kekuatan berada di usia 25-35 tahun. Di usia 50, rata-rata kekuatan menurun dibanding saat berusia 20. Di usia 80 tahun, kekuatannya akan sedikit berkurang dibanding orang berusia 14 tahun.

Kekuatan genggaman tangan juga menjadi indikator yang cukup akurat untuk panjang pendeknya usia seseorang. Orang yang kuat cenderung sehat, dan orang yang sehat biasanya kuat.

pembinaan kesehatan calon jamaah haji ditambah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kementerian Kesehatan meminta agar waktu pembinaan kesehatan calon jamaah haji ditambah. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Fidiansjah mengatakan selama ini calon jamaah dibina kesehatannya hanya dalam kurun waktu enam bulan sebelum keberangkatan.

"Kami tahun-tahun berikutnya ingin lebih cepat lagi pembinaannya. Kalau enam bulan ini masih terlalu cepat," ujar Fidiansjah kepada Republika, Senin (3/8).

Ia menjelaskan, waktu ideal untuk membina kesehatan calon jamaah yakni dua tahun. Dengan waktu dua tahun maka proses pembinaan kesehatan dapat berjalan optimal. Untuk itu ia meminta agar kemnetrian agama dapat mengubah aturan pembinaan kesehatan calon jamaah sehingga dapat dilakukan dua tahun sebelum pemberangkatan.

Dengan demikian, calon jamaah dibina kesehatannya bukan setelah pelunasan BPIH namun pada saat mereka mendaftar awal dan masuk antrian jamaah.