
Selasa, 10 Januari 2017
Cegah Penyakit Menular Dengan Gunakan Jamban Sehat

Jamban adalah tempat pembuangan kotoran manusia. Jamban yang baik dan sehat adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Selain demi PHBS, penggunaan jamban juga untuk mencegah penularan penyakit terhadap lingkungan.
Dilansir dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, manfaat buang air besar dan kecil di jamban begitu besar bagi kesehatan lingkungan. Lingkungan dapat menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Selain itu tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya. Serta tidak mengundang datangnya lalat serangga yang dapat menjadi penular penyakit.
Berbagai penyakit yang berpotensi ditularkan dari kebiasaan tidak memakai jamban adalah diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracucan. Namun masih ada di berbagai pinggiran kota besar, masyarakat yang tidak memiliki jamban sehat dan masih buang air besar di sungai atau selokan.
Penggunaan jamban sehat merupakan salah satu dari 12 indikator keluarga sehat sesuai aturan Kementerian Kesehatan. Keduabelas indikator keluarga sehat terbagi ke dalam lima kelompok.
Lima indikator dalam gizi kesehatan ibu dan anak, yaitu keluarga mengerti program keluarga berencana (KB), ibu hamil memeriksa kehamilannya sesuai standar, balita mendapatkan imunisasi lengkap, pemberian ASI ekslusif 0-6 bulan, pemantauan pertumbuhan balita.
Dua Indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular, yaitu penderita hipertensi berobat teratur, serta penderita TB paru berobat sesuai standar.
Dua Indikator dalam perilaku sehat, yaitu tidak adanya anggota keluarga yang merokok, serta sekeluarga sudah menjadi anggota JKN. Dua indikator terkait lingkungan sehat, yaitu mempunyai sarana air bersih dan menggunakan jamban keluarga.
Terakhir, satu Indikator kesehatan jiwa, yaitu: anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa
Jumat, 06 Januari 2017
indikator khusus Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat
Tatanan : 1
Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat
Tahun 2017
UDARA BERSIH
1. Adanya program udara bersih
3. Adanya peraturan yang mengatur KTR (kawasan tanpa rokok)
4. (Incidence) penyakit ISPA/ Pneumonia
5. Frekuensi Melaksanakan uji kualitas udara ambien sesaat
6. Pelaksanaan program udara bersih melalui 5 gerakan: 1 milyar pohon, car free day, kawasan tanpa rokok, fasilitas bersepeda dan berjalan kaki;
7. Penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan: solar sel, kompor LPG, Pemanfaatan gas metan, geotermal, dan microhydro;
8. Kategori indeks kualitas udara baik
AIR SUNGAI BERSIH

10. Kondisi kebersihan sungai Bersih dari sampah dan tinja
11. Kondisi bantaran sungai Bebas dari bangunan liar
12. Melakukan pemantauan sungai Secara rutin setiap bulan
13. Nilai Indeks Kualitas Air Baik (tidak tercemar)
14. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sungai: kerja bakti, peningkatan keanekaragaman hayati sungai, pelestarian bantaran, tidak BAB di sungai, dan tidak buang sampah di sungai
15. Cakupan pelayanan air bersih Meningkat sesuai target Kab/Kota
p PENYEDIAAN AIR BERSIH INDIVIDU DAN UMUM
16. Cakupan kualitas air minum Meningkat sesuai target Kab/Kota
17. Presentase penduduk yang menggunakan jamban sehat 64%
18. Kelurahan/Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
19. adanya Upaya Pemda mendorong masyarakat tidak BAB sembarangan
20. Perencanaan drainase Memperhatikan Konsep Eco-Drain
21. Program Pemda dalam mendorong Peran Serta Masyarakat (PSM) pada pembangunan drainase
22. Peran aktif masyarakat melaporkan adanya genangan
23. Peran aktif masyarakat melaporkan adanya genangan
24. Keterlibatan PSM & Swasta dalam Operasi & Pemeliharaan Sistem Drainase
25. Berfungsinya Saluran drainase
26. Keterlibatan masyarakat dalam proses pengelolaan dan pemeliharaan drainase Kawasan permukiman
27. Cakupan pelayanan dan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah (baik sistem setempat maupun sistem terpusat):
28. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik Ada dan berfungsi
29. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Ada, dengan kapasitas memadai
30. Truk tinja beroperasi masuk ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
31. Kondisi Lingkungan umum di lingkungan permukiman bersih
PENGELOLAAN SAMPAH
32. Penangan sampah meliputi kegiatan: Melaksanakan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir
33. Implementasi Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R: Komposting, bank sampah, biogas, daur ulang.
34. Tempat pemrosesan akhir Sampah tidak mencemari lingkungan. Sel sampah ditutup secara berkala, leachate dikelola & gas dikelola (sanitary landfill/control landfill)
35. Pengelolaan gas metana di TPA dan dimanfaatkan
36. Angka jentik aedes di perumahan/pemukiman Bebas jentik (95%)
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
37. PSN dan Jumat Bersih berjalan dengan baik
38. (Incidence) kasus filariasis (kaki gajah) Menurun dari tahun lalu
39. Perumahan/pemukiman Bebas banjir
40. Jumlah rumah sehat Meningkat dari tahun lalu
41. Incidence/kasus Tb Paru Menurun dari tahun lalu
42. KLB penyakit diare, DBD atau malaria Menurun dari tahun lalu
43. Jumlah Desa/kelurahan yang memiliki sarana pelayanan kesehatan (UKP atau UKM)
44. Prosentase posbindu dikabupaten kabu/kota sesuai dengan jumlah puskemas:
45. Jumlah Desa Siaga aktif
46. Puskesmas dengan pelayanan Klinik Sanitasi
47. adanya SK Bupati/Walikota dan kegiatan Program wajib tanam pohon bagi masyarakat
PERTAMANAN DAN HUTAN KOTA
48. Tersedia dan terpelihara taman dan hutan kota
SEKOLAH
49. Lebih dari 75% sekolah yang melaksanakan UKS
50. Lebih dari 50% sekolah yang mengikuti program Adiwiyata
PENGELOLAAN PASAR
51. Adanya SK Bupati/Walikota dan kegiatan program kebijakan pengelolaan pasar
52. Keterlibatan masyarakat pasar dalam berpartisipasi di bidang sanitasi pasar dibuktikan dengan terbentuknya Pokja dan aktif
53. Lingkungan pasar perkotaan bersih
54. Tersedia toilet yang cukup dan memenuhi syarat di pasar
55. Tersedia dan memadai lahan parkir di pasar perkotaan
56. Tersedia fasilitas sarana umum yang cukup (olah raga dan rekreasi)
57. Tersedia fasilitas sarana bermain untuk anak
58. Adanya pengaturan & penataan pedagang K5
59. Adanya Regulasi penanganan PKL
16. Cakupan kualitas air minum Meningkat sesuai target Kab/Kota
17. Presentase penduduk yang menggunakan jamban sehat 64%
18. Kelurahan/Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
19. adanya Upaya Pemda mendorong masyarakat tidak BAB sembarangan
20. Perencanaan drainase Memperhatikan Konsep Eco-Drain
21. Program Pemda dalam mendorong Peran Serta Masyarakat (PSM) pada pembangunan drainase
22. Peran aktif masyarakat melaporkan adanya genangan
23. Peran aktif masyarakat melaporkan adanya genangan
24. Keterlibatan PSM & Swasta dalam Operasi & Pemeliharaan Sistem Drainase
25. Berfungsinya Saluran drainase
26. Keterlibatan masyarakat dalam proses pengelolaan dan pemeliharaan drainase Kawasan permukiman
27. Cakupan pelayanan dan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah (baik sistem setempat maupun sistem terpusat):
28. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik Ada dan berfungsi
29. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Ada, dengan kapasitas memadai
30. Truk tinja beroperasi masuk ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
31. Kondisi Lingkungan umum di lingkungan permukiman bersih
PENGELOLAAN SAMPAH
32. Penangan sampah meliputi kegiatan: Melaksanakan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir
33. Implementasi Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R: Komposting, bank sampah, biogas, daur ulang.
34. Tempat pemrosesan akhir Sampah tidak mencemari lingkungan. Sel sampah ditutup secara berkala, leachate dikelola & gas dikelola (sanitary landfill/control landfill)
35. Pengelolaan gas metana di TPA dan dimanfaatkan
36. Angka jentik aedes di perumahan/pemukiman Bebas jentik (95%)
37. PSN dan Jumat Bersih berjalan dengan baik
38. (Incidence) kasus filariasis (kaki gajah) Menurun dari tahun lalu
39. Perumahan/pemukiman Bebas banjir
40. Jumlah rumah sehat Meningkat dari tahun lalu
41. Incidence/kasus Tb Paru Menurun dari tahun lalu
42. KLB penyakit diare, DBD atau malaria Menurun dari tahun lalu
43. Jumlah Desa/kelurahan yang memiliki sarana pelayanan kesehatan (UKP atau UKM)
44. Prosentase posbindu dikabupaten kabu/kota sesuai dengan jumlah puskemas:
45. Jumlah Desa Siaga aktif
46. Puskesmas dengan pelayanan Klinik Sanitasi
47. adanya SK Bupati/Walikota dan kegiatan Program wajib tanam pohon bagi masyarakat
48. Tersedia dan terpelihara taman dan hutan kota
49. Lebih dari 75% sekolah yang melaksanakan UKS
50. Lebih dari 50% sekolah yang mengikuti program Adiwiyata
51. Adanya SK Bupati/Walikota dan kegiatan program kebijakan pengelolaan pasar
52. Keterlibatan masyarakat pasar dalam berpartisipasi di bidang sanitasi pasar dibuktikan dengan terbentuknya Pokja dan aktif
53. Lingkungan pasar perkotaan bersih
54. Tersedia toilet yang cukup dan memenuhi syarat di pasar
55. Tersedia dan memadai lahan parkir di pasar perkotaan
56. Tersedia fasilitas sarana umum yang cukup (olah raga dan rekreasi)
57. Tersedia fasilitas sarana bermain untuk anak
58. Adanya pengaturan & penataan pedagang K5
59. Adanya Regulasi penanganan PKL
Kamis, 05 Januari 2017
95 Perempuan Sukabumi menderita Kanker
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat ada 95 perempuan yang terjangkit penyakit kanker serviks dan payudara. Adapun rinciannya, sebanyak 44 perempuan menderita kanker serviks dan 51 wanita terjangkit kanker payudara. Sementara untuk rata-rata usia penderita kanker yang menyerang leher rahim yakni berusia 30 hingga 50 tahun.
"Jumlah tersebut merupakan data yang masuk ke kami sejak Januari hingga November 2016," kata Penanggung Jawab penyakit tidak menular (PTM) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Asep Taufik di Sukabumi, Kamis (29/12).
Kondisi ini juga diperparah dengan minimnya peralatan medis untuk mendeteksi kanker sejak dini, bahkan banyak pasien yang harus berobat keluar daerah, namun sayang kebanyak stadiumnya sudah masuk IV atau sulit diobati. "Tidak menutup kemungkinan jumlah penderita kanker serviks dan payudara ini lebih banyak, karena selama ini kami hanya mengandalkan data dari rumah sakit, karena tidak sedikit pasiennya yang berobat secara herbal," tambahnya.
Asep mengatakan kanker tersebut muncul dan berkembang di tubuh perempuan karena pola hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan yang rentang menumbuhkan kanker, merokok, lingkungan, stres bahkan ada juga akibat tidak setia terhadap pasangan atau seks bebas. Pola hidup tidak sehat sangat berpotensi pertumbuhan sel kanker lebih cepat.
Aksi bersih pantai wisata pelabuhan ratu



1. Menjaga kebersihan pantai dengan tidak membuang sampah sembarangan
2. Menambah tempat sampah jika masih kurang
3. Memberikan himbauan kepada pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan
4. Membuat tulisan-tulisan yang bertemakan upaya pelestarian pantai
5. Menambah pekerja kebersihan jika masuh kurang
Sehingga dapat menjadi tujuan wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu dibuatlah progam untuk menajaga kebersihan pantai tetap terjaga
Kabupaten Sukabumi meraih penghargaan Swasti Saba Padapa
Sebanyak 20 kota dan kabupaten di Jawa Barat meraih penghargaan Swasti Saba atau kota berpredikat sehat dari Kementerian Kesehatan.


Ke-20 Kota/ Kabupaten tersebut adalah, Penghargaan Swasti Saba Wistara 5 sampai 9 tatanan diberikan kepada Kota Sukabumi dan Kabupaten Cirebon. Swasti Saba Wiwerda 3 sampai 4 tatanan diraih oleh Kota Banjar, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu.
Sementara Penghargaan Swasti Saba Padapa 2 tatanan diraih oleh Kota Cirebon, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.